Ir. Iwa Gartiwa MM kelahiran Bandung 8 Februari 1966 , anak pasangan H.E.Karsum (alm) dan Hj.O.Romlah (almh) ini, kini menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Bandung (2016-2021 dan 2021-2026). Disamping itu, juga diberi amanah sebagai Ketua BPC Siliwangi Bandung, kemudian Ketua Bidang Ekonomi Keuangan dan Perdagangan Korwil ICMI Jabar, Wakil Ketua Kwarcab Pramuka Bandung serta Ketua Alumni SMP 3 Bandung.
Suami dari Isyanuari Prihastrianti ini berminat menjadi Ketua Kadin Kota Bandung atas beberapa pertimbangan, di antaranya karena merasa terpanggil untuk menyuarakan kepentingan dunia dengan harapan amanah tugas di Kadin bisa memberikan kontribusi positif dan bermanfaat bagi para pelaku usaha yang berdampak pada laju perekonomian. Dibawah kepemimpinannya, Kadin Kota Bandung telah membuat Rencana Strategis Jangka Pendek, Menengah dan Panjang yang dituangkan dalam sebuah matrix deployment yang menjadi Roadmap/Peta Jalan Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung untuk 10 (sepuluh) tahun mendatang.
Ayah dari M. Daffa Gartiwa, Davin Arkana Gartiwa, Rafa Fawwaz Gartiwa, Dheral Reinard Gartiwa dan Cathyluna Gartiwa ini mengaku, selama enam bulan menjadi Ketua Kadin Kota Bandung masih dalam tataran perencanaan pelaksanaan program kerja, belum menyentuh ke substansi Visi Kadin, yakni Kadin yang bermanfaat. “Mudah-mudahan seiring waktu Kadin bisa mengejawantahkan Visi kedalam karya-karya, kreasi dan inovasi yang bermanfaat,” kata Iwa. Salah satunya program kerjasama dengan SMK-SMK seluruh Kota Bandung. Kota Bandung Miskin SDA.
Penganut moto hidup : “profesional, optimis, amanah, istiqomah, melakukan sesuatu dengan penuh hati” ini mengungkapkan, sebagai kota perdagangan dan jasa, 65% PAD Kota Bandung disumbang dari pajak dunia yang disetor para pelaku usaha yang jumlahnya mencapai 7,8% dari total populasi warga Kota Bandung sebanyak 2,9 juta jiwa. Namun Kota Bandung sebagai kota jasa menurut Iwa Gartiwa, miskin sumber daya alam, tapi kaya sumber daya manusia. Dari total penduduknya yang mendekati angka 3 juta, 60% didominasi oleh usia produktif yang kreatif dan inovatif. Jumlah ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kota dengan industri kreatif sebagai pilarnya.
Pertumbuhan ekonomi dengan tingkat produktivitas yang tinggi khususnya di sektor jasa dan industri kreatif , pertumbuhan Kota Bandung di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional dengan capaian hingga 8%, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,2%. “Untuk meningkatkan roda perekonomian di Kota Bandung, faktor penyokong utama adalah kondisi sosial politik yang kondusif,” pungkas Iwa.